Pemerintah Kabupaten Aceh Besar memperingati Hari Lingkungan
Hidup se-Dunia di halaman Kantor Bupati Aceh Besar, Senin (10/6). Dalam
kegiatan tersebut, Sekdakab Aceh Besar Drs H Jailani Ahmad MM bertindak
sebagai pembina upacara dan membacakan sambutan tertulis Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Prof Dr Balthasar Kambuaya MBA.
Hadir dalam kesempatan itu, staf Ahli Bupati Aceh Besar, para Asisten
Bupati, kepala SKPK, dan para PNS jajaran Pemkab Aceh Besar.
Menurut Menteri Lingkungan Hidup RI, dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pelibatan masyarakat dan swasta
serta pemerintah menjadi aspek yang penting. Pemerintah perlu mengeluarkan
program yang pro lingkungan, sementara pihak swasta perlu juga menyadari akan
pentingnya pemanfaatan SDA yang berkelanjutan, dan masyarakat diharapkan melakukan
aksi-aksi ramah lingkungan hidup seperti memilah dan membuang sampah pada
tempatnya, menanam dan memelihara pohon, atau juga menggunakan energi secara
bijak.
Peringatan
Hari Lingkungan Hidup Tahun 2013 mengusung tema “Ubah
Perilaku dan Pola Konsumsi Untuk Selamatkan Lingkungan”, yang selaras
dengan tema yang dikeluarkan oleh Badan Lingkungan Hidup Dunia, United Nations
Environment Programme (UNEP), yaitu “Think.Eat.Save”. Tema Ubah
Perilaku dan Pola Konsumsi Untuk Selamatkan Lingkungan dimaksudkan
untuk memberikan gambaran yang mudah serta membuka kesadaran kita semua atas
pentingnya menyikapi pemanfaatan makanan dan sumber daya alam termasuk
pemanfaatan bahan makanan secara bijak.
Dikatakan, persoalan
lingkungan tidak dapat dilihat sebagai suatu yang berdiri sendiri, namun sangat
terkait oleh perilaku manusia terutama dalam memenuhi kebutuhannya. Perubahan
perilaku melalui gaya hidup tentu saja merubah pola ekstraksi sumber daya alam
dan energi yang ada. Manusia didorong untuk tidak menggunakan sumberdaya alam
secara tidak berkelanjutan. Hasil studi
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Tahun 2012 menunjukkan bahwa Indeks Perilaku
Peduli Lingkungan (IPPL) masih berkisar pada angka 0,57 (dari angka mutlak 1).
Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat kita belum berperilaku peduli
lingkungan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Perilaku
konsumsi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya, 49,3% berupa bahan makanan
yang berasal dari luar daerahnya. Kondisi ini tentunya akan memberikan dampak
bagi lingkungan seperti meningkatnya emisi karbon kegiatan pengangkutan bahan
makanan tersebut dari daerah asal ke tempat
tujuan.
Dalam mengkonsumsi produk yang
dihasilkan daerahnya sendiri tercatat 36,4% masyarakat mengkonsumsi makanan
dari produk sayuran dan umbi-umbian lokal.
Data juga
menunjukkan bahwa dalam satu bulan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap
daging ayam lebih besar dibandingkan mengkonsumsi daging merah.
Masalah limbah makanan, tambah Menteri Lingkungan Hidup, adalah masalah
yang terjadi di seluruh negara, baik negara-negara maju, negara industri maupun
negara berkembang. "Kita yang hidup di Indonesia sesungguhnya harus bersyukur
karena alam Indonesia jauh lebih mampu “memanjakan” warganya dengan jenis bahan
makanan yang banyak dibandingkan alam pada belahan lain di dunia ini," ujarnya.
"Atas nama
Pemerintah Indonesia, kami menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada semua
pihak baik pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, perguruan tinggi,
lembaga swadaya masyarakat maupun masyarakat luas yang selama ini telah
melakukan berbagai kegiatan mendukung perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup baik secara langsung maupun tidak langsung, melakukan penelitian dan
kajian ilmiah terkait perubahan perilaku dan pola konsumsi serta berbagai
kegiatan lainnya," ulasnya.(***)
Komentar