Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

Pengukuhan PWMR, Bupati Ramli Minta Wartawan Tidak Cengeng

Aceh Barat , ” Jadi wartawan jangan cengeng, jadi wartawan harus berani, sebab profesi wartawan sangat ekstrim, karena sebagai juru warta  sewaktu-waktu mendapat tindak  yang anarkis terutama pihak-pihak yang tidak senang dengan pemberitaan yang di siarkan melalui berbagai media, demikian kata Bupati Aceh Barat Ramli,MS pada acara pengukuhan ketua Persatuan Wartawan Meulaboh Raya (PWMR) di Aula Sekdakab setempat (23/5) kemarin. Bupati Aceh Barat  mengaku dirinya selama ini sangat terbuka dengan kawan-kawan media sehingga tidak ada informasi yang ditutup tutupi, makanya jika ada bawahannya yang mencoba mengengkangi kerja  wartawan untuk memperoleh informasi, maka pejabat yang bersangkutan akan segera dipangil untuk diberi pelajaran. " saya akan beri pelajaran bila bawahan saya mencoba menghalangi kerja pers," kata Ramli tegas . Menurut Ramli, Untuk jadi wartawan bukan  hal yang mudah dan gampang,  sebab profesi tersebut  butuh pengalaman handal dalam bidang komunikasi dan

Pemkab AcehBesar Gelar seminar Pembangunan

Aceh Besar, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar   kamis,19/5 menggelar Seminar Pembangunan yang berlangsung di ruang rapat Setdakab setempat, seminar yang bertema : Membangun Kekuatan Ekonomi Melalui Pemanfaatan Sumberdaya Manusia dan sumberdaya Alam secara Berkelanjutan ini di hadiri oleh seluruh Satuan Perangkat kerja Kabupaten (SKPK), anggota DPRK dan camat se Aceh Besar. Dengan pemateri antara lain Prof. Supardi Umar (dekan Fakultas Pertanian Unsyiah Banda Aceh), T Setia Budi(Sekda Provinsi Aceh) Ir. Muhyan Yunan ( Kepala PU BM&CK Provinsi Aceh, Bahruzzaman dan Anas M.Adam,yang dibuka oleh Bupati Aceh Besar Dr. Tgk H. Bukhari Daud. Diharapkan   melalui Seminar sehari tersebut akan mampu menggenjot pembangunan Kabupaten Aceh Besar kearah yang lebih baik dan makmur kedepan . Prof. Supardi, dalam kesempatan tersebut memaparkan, bahwa posisi Aceh sangat strategis, dari seluruh penjuru dunia, dikarnakan titik kedudukan Aceh berada di tengah-tengah, sedangkan   wilayah andalan Ace

Gubernur Aceh Muntahkan Sentilan Pedas

Banda Aceh , “seandainya  alumni HMI yang duduk di lini pemerintahan Sungguh cukup Membantu Saya, sehingga pembahasan anggaran tidak  alot seperti ini,”  ujar Gubernur Aceh Drh,Irwandi Yusuf, malam tadi pada sambutan Pelantikan KAHMI Kota Banda Aceh di Hermes Palace Banda Aceh(17/5). Ungkapan centilan tersebut di ungkapkan gubernur irwandi sebelum memasuki mukaddimah pada sambutan tersebut, sembari menambahkan “ itu hanya sindiran kecil,” kata nya. Sehingga suasana tepukan  tangan dan senyum kecil  sejumlah kalangan muncul dari ratusan undangan dan peserta KAHMI  saat itu. Disisi lain Ketua DPRA, Hasbi Abdullah, yang duduk di kursi Vip, terlihat menunduk, begitu juga halnya Wakil Ketua DPRA Sulaiman Abda, terkesan habis Kata, usai centilan itu di muntahkan Gubernur Irwandi Yusuf, di hadapan ratusan insan intelektual itu dan disiarkan langsung melalui siaran TVRI Stasion Banda Aceh. Kecuali itu, dalam sambutan tersebut, Gubernur menaruh harapan besar kepada organisasi Korp Alumni H

Aceh Besar Butuh Qanun Larangan Pengalihan Fungsi Area

Aceh Besar , Dinas pertanian Tanaman Pangan Dan Holtikultural Kabupaten Aceh Besar,  hingga jelang pertengahan tahun 2011, belum mampu mencegah praktek pengalihan fungsi area sawah Produktif  yang ada di wilayah tersebut.  Sampai 2011 capai luas hingga 673 Hektar  dari 30.421 Hektar  Sawah produktif  telah di alih fungsikan menjadi wilayah bangunan pertokoan dan perumahan mewah, Sedangkan pembuka cetak sawah baru  hingga  kini belum terealisasi,  Akibatnya  Sedikitnya  4711 ton gabah pertahun terancam susut. Pengalihan itu terjadi di Baitussalam seluas  210 Hektar,  Krueng Baroena Jaya seluas 110 Hektar , selanjutnya  di kecamatan Pekan Bada, Darul imarah, Ingin Jaya, Kuta baro,Mesjid Raya, Motasik , lhoong ,lhoknga,leupung,  Blang Bintang dan Darul kamal. Selebihnya di Kecamatan  kuta cotglie, seulimum, kuta malaka, simpang tiga, dan lembah selawah , namun masih dalam volume  yang kecil  2 hingga  9 Hektar, Kecamatan Pulo Aceh dan Kota jantho di perkirakan masih utuh. Kepa

Cary Kontra Supra X, 1 Orang Kritis Sepmor Rengsek Berat

Aceh Barat , Tabrakan maut yang terjadi di lintasan Meulaboh Calang Gampong Pinem Kecamatan Samatiga jum’at (13/5), sekitar pukul 10.30 WIB, antara Suzuki Carry 1,5 BK.1602 KE, kontra Supra X BL.5411 ES yang dikederai Irwan (45) warga Cot Lagan Kecamatan Woyla, sementara pengumudi Suzuki Carry hingga kini belum diketahui identitasnya karena melarikan diri. Zulkifli di Tempat Kejadian perkara kepada wartawan menyebutkan, Suzuki Carry dari arah Meulaboh menuju Calang Aceh Jaya, sementara Irwan melaju kencang dari arah Woyla Menuju Meulaboh, setiba di Pinen, Mobil Carry mencoba melewati kenderaan lain di depanya. Mobil yang mengambil jalur salah itu lansung kontra dengan Supra X yang dikederai Irwan, tak ayal lagi tabrakan maut pun terjadi hingga Irwan bersama Sepmornya terseret mobil hingga ke parit jalan yang tertahan dengan pohon kayu, akibatnya kereta Supra X miliknya terjepit dibawah jok mobil, sementara Irwan terlempar hingga satu meter ke semak belukar. Ia mengalami l

Terkait Berhentinya Program Pemberdayaan SDM Di Krueng Sabee, Pemkab DiMinta Tanggung Jawab

Aceh Jaya , Sedikitnya 14 perwakilan Masyarakat Di Kecamatan Krueng Sabee  Kabupaten Aceh Jaya, yang terdiri dari Orang tua Murid, Tokoh Masyarakat, tokoh Pemuda- wanita, Relawan dan Petani  mendesak pemerintah setempat untuk bertanggung jawab terhadap berhentinya  sejumlah Program pemberdayaan di wilayah itu. Pernyataan tersebut sebagaimana yang di terima oleh media ini Rabu 11/5 via email, dengan judul  “Surat Pernyataan” dan disertakan  14 tandatangan  elemen  masyarakat. “kami masyarakat Krueng Sabe Kabupaten Aceh Jaya menyatakan dan meninta  Perintah Kabupaten Aceh Jaya Bertanggungjawab Atas terhenya sejumlah program dan kegiatan yang bermuara kepada pemberdayaan masyarakat, seperti pengkaderan,  penguatan kapasitas aparatur gampong, pemberdayaan PKK dan pengembangan pertanian.” Demikian di tuliskan  dalam surat penyataan tersebut. Dalam surat pernyataan tersebut juga di tarakan, bahwa  berhentinya sejumlah program dimaksud, disinyalir  akibat pemberhentian  secara paksa sejum