Dalam kunjungan kerjanya ke Kota Jantho, ibukota Kabupaten Aceh Besar,
Selasa (12/6/2013), Kapolda Aceh Irjen Pol Herman Effendi kembali menegaskan
bahwa pihaknya bertekad menjadikan Polda Aceh bebas dan anti-KKN (kolusi,
korupsi, dan nepostime), karena hal tersebut merupakan keinginan masyarakat,
stakeholder, sekaligus merupakan perintah dari Kapolri dan Presiden Republik
Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Untuk
mendukung terealisasinya tekad mulia itu, menurut Kapolda Aceh, pihaknya telah
melakukan berbagai hal dan agenda penting. Seperti transparansi, peningkatan
pelayanan, dan perubahan sikap setiap personil kepolisian dalam menjalankan
tugas keseharian. Bahkan, dalam hal rekruitmen Bintara maupun Tamtama pihaknya
akan telah menandatangani MoU dengan sejumlah komponen terkait di setiap daerah.
“Hal ini dimaksudkan agar penerimaan calon anggota polisi berlangsung
transparan dan bebas dari praktik KKN.
Dalam kaitan itu, ada 11 komponen yang
bekerjasama dengan pihak Polda dan jajarannya, termasuk akademisi, tokoh
masyarakat, LSM, dan unsur Pers,” ungkap Herman Effendi ketika bersilaturahmi
dengan Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah, Wabup Aceh Besar Drs H Syamsulrizal MKes,
Sekdakab Aceh Besar Drs H Jailani Ahmad MM, unsur Muspida dan Muspida Plus, staf
ahli bupati, para Asisten Setdakab, SKPK, para Kapolsek, dan tokoh-tokoh
masyarakat di halaman Mapolres Aceh Besar, Selasa (12/6/2013).
Dalam kesempatan itu, Kapolda Aceh juga
menandatangani prasasti peresmian Makopolsek Pulo Aceh yang baru selesai
dibangun, setelah sebelumnya hancur akibat musibah gempa dan gelombang tsunami
yang melanda Aceh, 26 Desember 2004. Pada bagian lain, Irjen Pol Herman Effendi mengajak semua komponen masyarakat, termasuk Muspida
dan Muspika di Aceh Besar agar selalu kompak dalam menciptakan kondisi wilayah yang
aman dan kondusif.
Kapolres Aceh Besar AKBP Djadjuli SIK dalam paparannya mengungkapkan,
situasi Kamtibmas di Kabupaten Aceh Besar secara umum dalam keadaan aman dan
kondusif. Menyangkut pembangunan Polsek Pulo Aceh, dijelaskan bahwa pada awal
tahun 2004 Polsek tersebut telah berdiri, namun pada 26 Desember 2004 hancur
akibat gempa dan tsunami. Selanjutnya, pada tahun 2012 Polres Aceh Besar
mendapat alokasi dana dari RKAKL sebesar Rp 1.472.768.000 untuk pembangunan
kembali Mako Polsek Pulo Aceh, termasuk biaya konstruksi, fasum, meubelair,
perencanaan, pengawasan, pengelolaan proyek, dan rumah dinas dengan luas tanah
seluruhnya 1.772 m2.
Sementara itu, Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah menjelaskan, kondisi keamanan di kabupaten tersebut hingga saat ini masih sangat kondusif. Itu semua tentu saja berkat kerjasama seluruh unsur Muspida, partisipasi, serta dukungan dari seluruh masyarakat yang senantiasa mendambakan kehidupan yang damai, tenang, dan selalu mengedepankan nilai-nilai musyawarah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. “Pada kesempatan silaturahmi ini, kami juga mengharapkan agar jalinan hubungan kerjasama yang baik dengan Kapolda Aceh dan jajarannya terus berlangsung dengan baik. Pemkab Aceh Besar sangat mengharapkan agar Kapolda selalu mendukung dan memberikan motivasi serta masukan-masukan yang dapat membangun untuk kemajuan Kabupaten Aceh Besar ke depannya,” katanya.
Sementara itu, Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah menjelaskan, kondisi keamanan di kabupaten tersebut hingga saat ini masih sangat kondusif. Itu semua tentu saja berkat kerjasama seluruh unsur Muspida, partisipasi, serta dukungan dari seluruh masyarakat yang senantiasa mendambakan kehidupan yang damai, tenang, dan selalu mengedepankan nilai-nilai musyawarah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. “Pada kesempatan silaturahmi ini, kami juga mengharapkan agar jalinan hubungan kerjasama yang baik dengan Kapolda Aceh dan jajarannya terus berlangsung dengan baik. Pemkab Aceh Besar sangat mengharapkan agar Kapolda selalu mendukung dan memberikan motivasi serta masukan-masukan yang dapat membangun untuk kemajuan Kabupaten Aceh Besar ke depannya,” katanya.
Komentar