Keberadaan
gedung Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)-1 Lhok Nga’, jika sekilas dilihat sangat membanggakan, mengapa tidak
tak kurang dari 7 unit gedung berbagai ukuran berdiri kokoh, dengan
desain rapi dan teratur, bangunan yang dilengkapi dengan berbagai instalasi
baik air maupun listrik, dan interior ruangan penuh cahaya serta keasrian
dibalik pepohanan cemara dengan titik berlokasi dipusat ibu kota kecamatan,
benar-benar mencerminkan lingkungan pendidikan yang ideal.
Tujuh
Ruang Belajar (Rumbel) rutin digunakan oleh 150 orang siswa-siswi yang ada,
Perpustakan, Laboratorium dan sejumlah ruang lain lainnya hingga ruang kantor dan kepala guru
terdesain indah di kelilingi pagar beton setinggi 2 meter, menambah rasa keamanan dan kenyamanan bagi siswa-siswi
dalam menimba ilmu.
Tapi
Sayang, gedung yang dibangun di atas tanah seluas 8,1 Hektar itu, kini mulai
memunculkan sejumlah bahaya bagi siswa dan kenyamanan bagi gedung itu sendiri, sejak ancam karatan pada bagian bagunan
yang berbahan logam menyerang, seperti
rangka baja ringan, atap , jedela,
pengaman pintu, engsel bahkan sebahagian tulang beton mulai diserang
karatan, di duga karatan tersebut
diakibatkan oleh siklus dan prosenisasi udara laut, pihak sekolah tak
dapat berbuat banyak. selain tidak memiliki solusi penangkal karat sekolah yang
diNegerikan sejak tahun 1979 ini juga tidak memiliki dana perawatan gedung
yang dapat dialokasikan secara optimal.
Muhktar,
S.Pd, kepala Sekolah setempat kepada media ini, mengakui bahwa kalau sejumlah bagian gedung sekolah terkait sudah diserang
karatan, lebih miris lagi ada bagian bangunan
ada yang sudah luntur, bocor dan putus dari satu dengan bagian lainnya, akibat
dimakan karatan, ” ya ,,khawatir juga sebab ada bagian vital bangunan yang
sudah kena,” kata Muhktar, kepada media ini, Sabtu , 8 Juni Lalu.
Menurut
muhktar, potensi pengkaratan tersebut akan terus bertambah, jika tidak segera
di tangani, terutama terkait rangka atas dan atap, serta sejumlah bagian
bangunan yang telah diserang besi tulangnya dan putus. Sedangkan pihaknya
lanjut Muhktar akan segera laporkan perihal tersebut ke intansi terkait , Dengan harapan mendapat penangan secepat
mungkin, demi menghindari kerusakan yang lebih besar dan ancaman kepada jiwa
manusia,” insya Allah setelah kita identifikasi kerusakannya, akan segera kami
laporkan ke dinas ,” ujar Muhktar.
Berdasarkan
data yang diperoleh media ini, bahwa 7 Unit Gedung SMPN-I Lhoknga ini, dibangun oleh NGO Monniter Central Commoditte
(MCC) seiring dengan rehabilitasi dan rekontruksi (Rehab-Rekon) Aceh –Nias,
Pasca Musibah Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami Desember 2004, dengan total volume capai 5.740 meter persegi ini dan diresmikan
Oktober 2007 silam oleh Bupati Aceh Besar, Dr, H Bukhari Daud, dan kini merupakan
tahun ke lima sekolah itu dioperasikan. (***)
Komentar