Aceh Besar- Bila disebutkan nama Bocah atau Balita tentu saja langsung terbayang di lupuk mata kita berupa anak-anak usia dini yang memiliki tingkah dan kelakuan Lucu dan menggemaskan, tangis dan tawa merupakan pekerjaan yang melekat pada kehidupan keseharian mereka, tentunya dengan berbagai alasan sehingga mereka mampu menangis dan tertawa berbahak-bahak, tambah sikap kecemburuan sosial yang cukup tinggi dalam gerak gerik dan kemauan, begitulah realita yang terjadi dalam karnaval Hardikda ke-52 di Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Kemarin.
Tidak dapat dimunafikan seorang ayah dan ibu menghasilkan sebuah kelelahan yang cukup luar biasa dalam mengatasi bocah-bocahnya, sehingga suasana tangisan dan bahakan tertawa lepas bocah menghiasi lingkungan Kantor Bupati Aceh Besar kemarin, disamping lahirnya peristiwa demi peristiwa unik, dimana sejumlah orang tua hilang anak, anak kesasar, orang tua dan anak hilang rombongan, bahkan tidak kalah lucunya ada ibu yang tidak lagi mengenal anaknya sendiri meski mereka sedang berdampingan, begitulah Sanking meriahnya Kegiatan Hardikda tahun ini di Aceh Besar.
konon lagi dalam kondisi capek dan lelah yang mendera orang tua dan guru kelas serta anak-anak yang berpakaian serba adat istiadat yang ada diindonesia itu, setelah menempuh jalan kali hingga 1000 meter, dengan titik star di Gedung Meuseraya yang terletak di komplek Kantor BKPP Aceh Besar, finis di Komplek Kantor Bupati ,jalan Drs.T Bachtiar P.Polem, Kota Jantho, guna mendampingi buah hatinya masing-masing, pada Pawai karnaval memperingati 52 tahun Hari pendidikan Daerah (Hardikda), kemarin, Rabu tanggal 28 september 2011.
Tidak kurang dari 1100 anak-anak dari 144 TK dan Paud yang ada dikabupaten setempat, melibatkan diri dalam peringatan Hardikda tersebut, plus orang tua Siswati.
Dengan panduan Guru Masing-masing, ke 144 kelompok Bocah itupun berhasil sampai dan melintas terasi Kantor sekretaris daerah Kabupaten Aceh Besar di Komplek Kantor Bupati Aceh Besar Jalan T. Bachtiar,Kota Jantho.
Rombongan Karnaval, disambut langsung oleh Sekda setempat, Drs.H.Zulkifli Ahmad, didampingi ibu Ketua darma wanita,Hj. Mursyida,S.sos dan Ibu BupatiAceh Besar, Hj.Dra, Maslayla Bukhari Daud,selaku Ketua PKK Kabupaten Aceh Besar, serta Pjt, Kepala dinas Pendidikan Aceh Besar, Drs Fadhlan dan sejumlah unsur Muspida setempat.
Kegiatan Karnaval di Hari Hardikda ke 52 ini, merupakan perdana di laksanakan oleh pemerintah Kabupaten Aceh Besar, yang melibatkan khusus, anak-anak usia dini, setelah sempat terhentikan agenda Tahunan Daerah ini, nyaris hingga 4 tahun terakhir.
Kegiatan ini di laksanakan, selain telah menjadi engendered daerah,juga untuk memicu, semangat pendidikan usia dini di wilayah tersebut, mengingat tuntutan zaman, semakin canggih dan prioritas pendidikan semakin dikedepankan.
Sekda Zulkifli Ahmad, yang di dampingi PJt Kepala Dinas Pendidikan Aceh Besar,Fadhlan, mengatakan, pemerintah Aceh Besar, memberikan apresiasi kepada, masyarakat yang telah menggalakkan pendidikan usia dini selama ini di Kabupaten Aceh Besar, sehingga jumlah lembaga pendidikan Usia dini,Paud atau TK, akhir-akhir ini, mulai meningkat jumlahnya di wilayah tersebut, dan dominant milik Masyarakat atau milik swastase dangkan yang tergolong TKN,hingga saat ini hanya 2 titik dari 150 titik lebih jumlahnya.
Semuainidi karnakan daerah belum mampu membangun lembaga-lembaga tersebut, sebagaimana yang di harapkan masyarakat, disebabkan jumlah anggaran yang di milikiKabupaten Aceh Besar saat ini sangat terbatas,“ kebanyakan Lembaga Pendidikan Usia dini, milik swasta Pemerintah belum mampu memenuhi hal tersebut,” kata Seda Zulkifli Ahmad.
Dalam kesempatan yang sama, pemerintah juga menyerahkan sejumlah hadiah hiburan kepada seluruh lembaga TK dan Paudyang terlibat dalam Karnaval itu.
Tanpa sertifikat TK, SD-MIN Ditolak
Isu yang simpang-siur terkait dengan tidak diterimanya seorang anak masuk sekolah Dasar (SD) atau Madrasan Ibtidaiyah (MI) yang Mencuat dikalangan masyarakat khususnya kaum ibu selama ini, ternyata mendapat bantahan keras dari Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, “ isu itu tidak benar, karena pemerintah kita belum mampu untuk menerapkan sistem tersebut,” tegas sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Bsear Drs.Zulkifli Ahmad, yang di dampingi Pjt KadisDik AcehBesar, Drs.Fadhlan.
Lebih lanjut, kata Sekda, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, hingga saat ini masih menerapkan wajib belajar 9 tahun, sebagaimana undang-undang yang di produksi di era Orde Baru (masa Presiden Republik Indonesia,Soeharto).
Alasannya, pemerintah setempat belum mampu memberikan pelayanan Pendidikan Usia dini secara menyeluruh dan merata, tentunya akan melahirkan problema baru bila mana sistem wajib TK dan Paud diterampakan di wilayah itu, tapi bila pemerataan dimaksud telah terealisasi, tidak tertutup kemungkinan hal itu akan berlaku,” hal ini dapat berlaku bila kebutuhan pelayanan Pendidikan Usia Dini telah di penuhi oleh Pemerintah,” terang Sekda Zulkifli.
Namun demikian Sekda Zulkifli, berharap agar semua pihak turun Tangan guna fasilitas yang di butuhkan itu, dapat terealisasi dalam masa-masa tidak terlalu lama, mengingat tuntutan peningkatan Sumber Daya Masyarakat (SDM) dari tahun-tahun terus meningkat, ”intinya,” upaya memperkenalkan pendidikan di Usia dini sangat dibutuhkan,” semoga kebutuhan ini tidak menunggu upaya pemerintah semata, melainkan berbagai pihak harus menyumbangkan Kreatifitasnya, demi masa depen Daerah ini,” demikian Pesan Sekda Zulkifli. (Red/**)
Komentar