Aceh Besar- Puluhan Petani Tambah Di desa Ladong Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, akhir-akhir ini,mengeluh terhadap kondisi Kuala Ladong yang kondisinya cukup meresahkan petani tambak setempat, Pasalnya kondisi air di lokasi Tambah setempat tidak dapat diatur sebagaimana layaknya muara daerah lain yang stabil.
Dimana muara tersebut akan terbuka cukup lebar saat terbelah, sehingga mengakibatkan tambak petani mengalami kekeringan hingga membentuk daratan, sedangkan saat tertutup air yang terdapat di saluran alur dapat mengkibatkan banjir .
Berdasarkan amatan media ini senin (12/9) permukaan muara lebih kurang sekitar 12 meter dengan struktur melingkat hingga terbentuk huruf U, sedangkan di sebelah barat Muara, sejumlah area tambah, sudah menjadi dataran hingga capai 50 centi meter di atas permukaan air laut, Kondisi tersebut jelas mengakibatkan petani gagal panen.
Untuk mengatisipasi musibah tersebut, sebanyak 65 kepala petani Tambak yang berlokasi di Gampong Ladong Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar ini, berharap adanya perhatian pemerintah , baik kabupaten Aceh Besar maupun Provinsi Aceh, agar dapat membangun mulut muara itu secara permanen, guna memudahkan petani untuk mengatur jumlah air yang dibutuhkan untuk area tambaknya masing-masing.
“kami sangat berharap perhatian pemerintah untuk mengatasi problema ini,” Kata Sabri (45) salah satu petani Tambak Ladong, kepada wartawan, sore tadi senin (12/9).
Tambah Sabri, pasca Buruknya temperatur air alur akibat muara manual itu, dirinya telah mengalami kekeringan area hingga capai 10 hektar. Sehingga usahanya kini terancam punah,” Area saya pada umumnya sudah kering dan rusak,” tukas nya.
Sedangkan upaya yang telah dilakukan pihaknya, dengan mengajukan proposal ke pemerintah Aceh, agar di bangun pengatur muka muara, hingga tiba masa proposal tiga tahun lebih pada 2011 ini, belum kunjung terealisasi.“sepertinya usaha kami memang luput dari pandangan pemerintah,” tandas Sabri dengan nada pilu.
Sementara dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Besar, hingga berita ini di terbitkan belum ada tanggapan.(***)
Dimana muara tersebut akan terbuka cukup lebar saat terbelah, sehingga mengakibatkan tambak petani mengalami kekeringan hingga membentuk daratan, sedangkan saat tertutup air yang terdapat di saluran alur dapat mengkibatkan banjir .
Berdasarkan amatan media ini senin (12/9) permukaan muara lebih kurang sekitar 12 meter dengan struktur melingkat hingga terbentuk huruf U, sedangkan di sebelah barat Muara, sejumlah area tambah, sudah menjadi dataran hingga capai 50 centi meter di atas permukaan air laut, Kondisi tersebut jelas mengakibatkan petani gagal panen.
Untuk mengatisipasi musibah tersebut, sebanyak 65 kepala petani Tambak yang berlokasi di Gampong Ladong Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar ini, berharap adanya perhatian pemerintah , baik kabupaten Aceh Besar maupun Provinsi Aceh, agar dapat membangun mulut muara itu secara permanen, guna memudahkan petani untuk mengatur jumlah air yang dibutuhkan untuk area tambaknya masing-masing.
“kami sangat berharap perhatian pemerintah untuk mengatasi problema ini,” Kata Sabri (45) salah satu petani Tambak Ladong, kepada wartawan, sore tadi senin (12/9).
Tambah Sabri, pasca Buruknya temperatur air alur akibat muara manual itu, dirinya telah mengalami kekeringan area hingga capai 10 hektar. Sehingga usahanya kini terancam punah,” Area saya pada umumnya sudah kering dan rusak,” tukas nya.
Sedangkan upaya yang telah dilakukan pihaknya, dengan mengajukan proposal ke pemerintah Aceh, agar di bangun pengatur muka muara, hingga tiba masa proposal tiga tahun lebih pada 2011 ini, belum kunjung terealisasi.“sepertinya usaha kami memang luput dari pandangan pemerintah,” tandas Sabri dengan nada pilu.
Sementara dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Besar, hingga berita ini di terbitkan belum ada tanggapan.(***)
Komentar