Aceh Besar Islamic Development Bank (IDB), kembali membantu biaya perbaikan sejumlah sarana infrastruktur untuk sektor Pertanian di Kabupaten Aceh Besar, dengan nilainsebelum tender mencapai Rp 31,9 Miliar. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk pinjaman (Loan), yang nantinya akan dibayar oleh Pemerintah Indonesia.
Bupati Aceh Besar, H. Bukhari Daud, mengatakan, program tersebut direncanakan sejak tahun 2005 atau pasca Tsunami yang ikut melanda Kabupaten itu. Namun, baru berjalan yaitu pada pertengahan tahun 2008.
“Saya ingat betul, saat itu staf dari IDB meminta data ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar, dan memberitahukan bahwa akan ada bantuan dari IDB untuk peningkatan prasarana pertanian di daerah ini,” kata H. Bukhari.
Pihaknya menyambut baik atas bantuan yang diberikan oleh pihak IDB, karena, pihaknya memang membutuhkan adanya bantuan seperti yang dilakukan donatur itu. Apalagi, Kabupaten Aceh Besar sangat berpotensi untuk pertanian.
“Yang menjadi kelemahan-kelemahan selama ini bagi Pemkab Aceh Besar adalah tentang sarana dan prasarana, yang sampai hari ini belum mampu kita tangani secara utuh dari sumber-sumber yang kita miliki, baik melalui APBK, APBA, maupun APBN,” ujarnya menyebutkan.
Menurutnya, sejak tahun 2007 kebutuhan irigasi, membutuhkan dana sebesar Rp 468 Miliar. Sementara, anggaran yang tersedia melalui sumber dana APBK, tidak sampai 10 Miliar.
“Intinya, jika kita kalkulasikan berapa puluh tahun mampu tertangani pembiayaan irigasi itu. Makanya, atas bantuan yang ditawarkan oleh IDB, perlu kita sambut baik,” imbuh H. Bukhari.
Dikatakan dia, bantuan awal sebelum dilakukan proses tender berkisar Rp 31,9 miliar. Namun, setelah ditender terjadi perubahan yaitu sekitar Rp 28 miliaran, artinya masih ada sisa yang belum diketahui nilainya, apakah akan dialokasikan atau tidak.
“Nah, dana ini akan diprioritaskan untuk pembangunan fisik, khusunya pembangunan saluran-saluran prasarana. Dan, yang paling banyak yaitu saluran tersier, untuk Aceh Besar direncanakan akan diberikan untuk 14 kecamatan di 83 gampong,” paparnya.
Masih kata Bukhari, terkait saluran besar yang mengalami kerusakan, akan direhabilitasi menggunakan dana APBN dan APBA. Sedangkan, untuk saluran kecil yang proses pengambilan sumber air dari saluran skunder kepada sasaran air alias saluran cacing.
“Nah, saluran kecil inilah yang selama ini tidak ada sama sekali, kadang-kadang ada masyarakat kita yang pada musim tertentu terpaksa mencari mesin atau pompa air, untuk mengambil air dari saluran primer,” ungkapnya.
Selain itu, dana bantuan tersebut juga digunakan untuk meningkatkan kapasitas tenaga-tenaga sumberdaya manusia, yaitu bagi para penyuluh pertanian sesuai bidang dimaksud.
“Memang adanya pendanaan untuk peningkatan kapasitas sumberdaya manusia. Sehingga, diharapkan, melalui bantuan ini dapat berguna bagi masyarakat Kabupaten Aceh Besar,” tukas H. Bukhari, seraya berharap. (Mopr/Afrizal)
Komentar