Aceh Besar- Berbagai persoalan akhir-akhir ini kerab mendera sektor Pertanian Gabah di Kabupaten Aceh Besar, mulai dari gangguan bermacam jenis hama, anjlok harga di musim panen, pengalihan lahan produktif oleh pihak-pihak tertentu dan yang cukup serius ialah keluhan air saat musim tanam tiba, terutama di musim gadu.
Pemerintah telah berupaya, namun kendala tidak pernah mampu di hilangkan, intinya persoalan keluhan air seakan sudah menjadi alasan perselisihan antar petani setiap tahun dan akhirnya gagal tanam dan gagal panen puluhan ribu hektar lahan sawah petani.
Meski saluran irigasi telah dubangun hingga ke jalur sekunder, penyediaan mesin pompa air untuk petani, pemberian benih unggul, sosialisasi masa tanam yang baik serta implementasi dalam rangka peningkatan hasil panen petani yang optimal.
Ironisnya semua itu belum mampu menentramkan masyarakat petani , di wilayah Kabupaten Aceh Besar, terutama yang berdomisili di aliran irigasi Krueng Jree dan Irigasi Krueng Aceh.
Tidak hanya gagal tanam dan gagal panen yang di alami petani, pasca kisrus yang rutinitas terjadi di musim gadu itu, tapi persengketaan berpotensi tindak kriminalitas dan intervensi sesama petani nyaris terjadi, yang di sinyalir akibat perebutan aliran air kesawah masing-masing .
Menyikapi problema tersebut, Dinas pertanian tanaman pangan dan holtikultura Kabupaten Aceh Besar, berkomitmen untuk mengaktifkan kembali Kujruen Blang , sebagaimana yang berlaku pada proses pertanian tradisional sebelumnya, guna mengkeordinasi penyaluran air sawah secara merata kepada petani.
Kedis Pertanian Aceh Besar Ir. M Salikin, di dampingi Kabit Perkembangan dan peluasan area, Hamdani,kepada media ini siang tadi, mengatakan ,pihaknya akan mengaktifkan kembali sedikitnya 100 orang kujruen blang untuk 35 ribu hektar sawah yang ada di kabupaten Aceh Besar.
Namun , hal itu tidak dapat direalisasi sekaligus,mengingat ketersediaan anggaran yang cukup terbatas, pengaktifan kujruen blang itu di rencanakan akan berlangsung sejak tahun 2011 ini, dengan melibatkan petuha –petuhan yang memahami teknik bersawah yang benar di wilayah masing-masing di 23 Kecamatan di Kabupaten tersebut.
Adapun daerah yang akan di bentuk terlebih dahulu diantaranya : Indrapuri, Kuta Malaka, Darussalam, Darul Imarah, Kuta Chot Glie, ingin jaya dan kematan Suka Makmur,mengingat kawasan tersebut merupakan lumbung pangan bagi daerah Kabupoaten Aceh Besar .
“ kita akan menfasilitasi terlebih dahulu kepada titik-titik lumbung pangan produktif, selanjutnya hingga ke seluruh Kabupaten Aceh Besar,” kata Salikin.
Menurut M.salikin, kujruen blang sangat berperan dalam mengatur ketentaraman petani Sawah dan Aceh Besar telah lama tidak di aktifkan lagi, pasca pembangunan irigasi Krueng Aceh 20 tahun silam,” petani kita sudah lama tidak di pandu oleh Kujruen lagi,” pungkas Salikin.(Mopr/dln)
Komentar