Simeulue- Terkait ketidak lulusan 100 persen Ujian Nasional, sejumlah siswa kelas tiga, SMA Negeri 3 Simeulue Tengah membeberkan penyebab ketidak lulusannya dan borok Kepsek Makmur S.Pd, kepada anggota komisi E yang membidangi pendidikan di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), M. Sidik Fahmi, SH, MH, yang melakukan pansus di Simeulue, yang tiba di Simeulue Senin (23/5).
Borok yang disampaikan dalam pertemuan singkat antara Sidik Fahmi SH dengan sejumlah siswa dan tim pansus DPRA tersebut, di Desa Lauke, Kecamatan Simeulue Tengah, Selasa Siang (24/5). Hanya mengikuti kunci jawaban yang diserahkan oleh guru pada saat UN, serta arogansi Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Sekolah.
“pada saat Ujian, kami disodorkan kunci jawaban dan maka kami isi semua lembaran jawaban UN berdasarkan kunci jawaban yang diserahkan para guru. Ternyata hari ini kami tidak lulus, serta segera dipindahkan dan bagaimana nasib kami ini pak Sidik”. Kata Armaelisiah yang ditemani Hamnisah Gusti, Kasratun Hairiah dan Reli Ika Satria, kepada media ini, Selasa (24/5).
Lebih lanjut mereka mengharapkan supaya dapat ujian susulan atau ujian paket c, serta menjelaskan Pjs Kepsek Makmur S.Pd, sejak menjabat dan mengajar di SMA Negeri 3 Simteng, tidak mengenal kompromi dan arogan terhadap murid-murid, serta termasuk melakukan sejumlah kutipan biaya untuk bimbingan les dan tryout UN dengan total Rp350.000/siswa.
Terkait dengan persoalan yang disampaikan tersebut, Sidik Fahmi, menyimpulkan dan menilai telah terjadi penzaliman yang dilakukan pihak Sekolah, dalam hal ini Pjs Kepsek Makmur S.Pd harus bertanggung jawab., “sekolah dan kepseknya telah melakukan penzaliman dan memadamkan masa depan puluhan muridnya, maka mereka hrus bertanggungjawab” jelasnya .lagi
Lebih lanjut Sidik Fahmi menambahkan. “ yang membuat kita heran sudah ada kunci jawaban kok bisa tidak lulus semua, ini bukan lagi salah murid tapi salah guru, sesampai saya di Banda Aceh, semuanya ini saya beberkan dan kita usahakan bagaimana cara mereka bisa melanjutkan sekolah di perguruan tinggi meskipun belum mengantongi ijazah”. ujar Sidik.
Sementara itu Makmur S.Pd, membantah dan tidak tahu manuh dengan persoalan kunci jawaban yang beredar, sebagai panduan muridnya untuk mengisi lembaran jawaban UN. “saya tidak tahu menahu dengan kunci jawaban, karena pada saat itu saya mendampingi para pengawas” pungkasnya ke Pesan Rakyat . (Ahi)
Komentar